Minggu, 11 Oktober 2015

ARTIKEL MARKETING INDONESIA | STRATEGI MARKETING | PRINSIP MARKETING SUKSES

PEKERJAAN SALES MARKETING ? 
Artikel marketing, dasar marketing
Pada awalnya, saya memikirkan bahwa pekerjaan marketing itu menjual barang. Kemudian saya bingung membedakan antara Marketing dan Sales. Kata marketing jika kita terjemahkan kedalam bahasa indonesia berarti memasarkan,  sedangkan kata sales berarti menjual. Kalo digabung, sales marketing berarti menjual sekaligus memasarkan....hahaha...wes wes, orang indonesia ini latah-latah. Mana ada kata sales marketing (x_x)' …. I am going to Tunjungan for sales marketing !
Pendeknya, menjual dan memasarkan itu berbeda. Menjual berarti meminta seseorang untuk membeli sesuatu dari kita, sementara itu memasarkan berarti mensosialisasikan sesuatu kepada seseorang. Tujuan akhir salesman adalah menutup penjualan dan memperoleh komisi, sedangkan tujuan akhir seorang marketing adalah menginformasikan suatu produk dan berdoa supaya mereka mau membelinya. Jika kita cermati dalam beberapa tahun terakhir ini kata “sales” hilang dari peredaran. Coba saja lihat di iklan lowongan pekerjaan yang dimuat di media dan surat kabar. Kebanyakan menulis, “Dicari marketing....” atau “Marketing eksekutif, gaji tinggi, dan fasilitas lengkap, hubungi.... “ Malahan, di beberapa iklan lowongan kerja terbaru menyebut mereka sebagai advisor atau konsultan. Contohnya, “lowongan kerja financial advisor di perusahaan internasional, walk in interview tanggal …..”
Menurut hemat saya, hilangnya kata sales dari dunia pekerjaan di indonesia disebabkan karena konsumen sekarang ini lebih pinter, lebih ngirit, dan lebih punya pilihan. Mengharapkan seorang untuk membeli dari kita saat pertama kali bertemu adalah mujijat terbesar abad ini, he...he...he...(namun bukan berarti tidak mungkin loh!) Lagipula, kalau ditanya sama temen kita, “kerja apa ?” Kata marketing lebih bergengsi daripada kata sales. Tul nggaaak ?
Ferdi : Wapan kerja apa sekarang ?
Wapan : Sales kodok....(sambil melihat ke bawah dan bersuara lirih)
Ferdi : Pan, kerja apa sekarang ?
Wapan : Marketing kodok ! (suara mantab dan bersiap-siap untuk memarketing Ferdi)
(padahal sama-sama jualan kodok, gak beda artinya dengan sales kodok!)
Saya sendiri merasa harga diri saya tidak jatuh (alias malu) ketika menjawab bahwa pekerjaan saya sebagai Marketing Kodok. Emang sih, kata marketing lebih membesarkan hati daripada kata sales, yah ini mungkin yang dinamakan sebagai kekuatan kata-kata alias sugesti.
Kembali lagi ke pekerjaan seorang marketing. Saya yakin bahwa penjualan akan terjadi ketika orang merasa bahwa dia membutuhkan produk kita. Selama barang yang kita jual tidak mereka butuhkan, berbicara sampai mulut berbusa tidak akan menghasilkan closing. Coba bayangkan diri anda ketika ditawari untuk membuka kartu kredit padahal di dompet anda sudah ada satu lusin kartu kredit yang jarang anda pakai. Apa reaksi anda ? Sebaliknya, jika anda tidak mempunyai credit card dalam saku anda, apa yang akan anda lakukan ? Bagi saya, inilahprinsip marketing yang pertama, Ketahuilah kebutuhannya atau ciptakan kesan bahwa dia membutuhkan produk anda.
Bagaimana jika konsumen anda tidak membutuhkan, atau merasa bahwa dia tidak akan memakai produk anda ? Eng ing eeeng...inilah sebenarnya pekerjaan anda sebagai seorang marketing, yaitu menginformasikan segala sesuatu tentang barang anda, kelebihannya, kegunaanya, manfaatnya, dan tentunya nilai plus yang akan mereka dapatkan. Seorang marketing profesional tahu bahwa closing saat pertama kali bertemu adalah sebuah keajaiban (sekalipun dia benar-benar membutuhkan produk anda!)
Pekerjaan kedua anda sebagai marketing adalah menjalin hubungan dengan calon pelanggan anda. Dan hubungan ini haruslah tulus serta untuk jangka panjang. Sekalipun anda tahu dan yakin bahwa dia tidak akan pernah membeli produk anda ! Hubungan memungkinkan kita untuk meningkatkan peluang menutup penjualan, bukan dari dia tetapi dari teman-temannya, siapa  tahu di balik 1 orang yang anda kenal ternyata menghasilkan 100 penjualan ? Lagipula, tidak ada salahnya memiliki seorang teman baru bukan ?

SEBUAH KISAH MARKETING YANG SUKSES
Dalam beberapa bulan terakhir ini saya disibukkan dengan yang namanya modem smart. Seorang teman saya yang menjadi distributor operator Smart meminta pendapat saya mengenai modem Evdo ini. Dia memang disributor kartu dan handphone Smart, namun keahliannya adalah di kedua bidang tersebut. Ketika ada modem ini, baginya adalah sebuah barang baru, sebuah peluang,  dan sebuah tantangan. Dia minta pendapat saya, berani jual atau lewat ?
Strategi Marketing Sukses
Nah...kebetulan waktu itu, si Telkomsel melakukan perbuatan yang tidak menyenangkan terhadap pelanggan flashnya, yaitu menurunkan kuota unlimitednya dari 2Gb/bulan menjadi 500Mb/bln tanpa menurunkan tarifnya yang Rp 125.000 perbulan. Parahnya, koneksi internetnya bukan lebih stabil malahan sering putus. Banyak sekali pelanggan yang kecewa terhadap telkomsel flash ini, mereka menulis komplain di media massa, berbondong-bondong menutup nomernya (termasuk saya), dan mencari alternatif lain untuk berinternet ria.
Teman saya, sebut saja A Bun, terkena dampak telkomsel flash ini. Dia baru beli modem HSDPA awal September 2009 dengan harga Rp 700.000, karena tergiur dengan kuoatanya yang 2 giga itu. Dia harus mendaftar di Grapari Telkmosel yang antri tersebut dan menunggu survey selama kurang lebih tiga hari untuk mendapatkan persetujuan dari operator komunikasi yang katanya terbesar itu. Belum puas pakai Flash, dia dikejutkan dengan berita tak menyenangkan tersebut. Tahunya bukan dikabari oleh Telkomsel, tetapi protes ke call centernya karena koneksi internetnya sangat lambat dan sering putus. Jangan tanya reaksinya deh, yang pasti A Bun segera menyebarkan informasi ini ke teman-temannya (termasuk saya!) 
Saya ceritakan masalah si A Bun ini kepada teman operator Smart dan menyarankan dia untuk mencoba ambil satu atau dua buah modem EVDO untuk mencoba reaksi pasar. Bagi saya, mundurnya Telkomsel dari dunia internet akan memberikan peluang kepada Smart untuk mencuri pangsa pasarnya. Banyaknya pelanggan yang kecewa dan yang membutuhkan akses data berkecepatan tinggi merupakan target marketing yang jelas. Pasarnya sudah terbentuk hanya tinggal pengenalan produk alternatif pengganti telkomsel alias Smart Jump.
Bagaimana hasilnya ? Hmm...lumayan lah menurut saya, hanya dalam waktu kurang dari seminggu, dia sudah menghabiskan 100 buah modem EVDO ini. Padahal harganya relatif mahal, Rp 999.000,00 perbiji. Saya sendiri juga kecipratan hoki dari modem ini. Ha...ha...ha... Saya mulai memarketing teman – teman saya. Saya menelepon mereka dan menjual kelebihan dari smart ini. Saya cerita kepada mereka bahwa saya dulunya pelanggan Telkomsel Flash yang kecewa dan akhirnya menemukan penggantinya di Smart ini. Beberapa dari mereka merespon dengan membeli modem dari saya, sementara banyak yang masih menunggu.
Salah satu strategi marketing yang saya gunakan adalah dengan mengajak teman-teman saya main game online (kan butuh internet!! ha...ha...ha...) Nah, akhirnya mereka mengeluh karena koneksi internetnya jelek dan tidak mampu memainkan game tersebut. Di sana saya masuk dengan segala keunggulan smart, mulai dari koneksinya yang stabil, cepat, dan biaya bulanannya yang lebih murah, cara pembayaran pasca bayar, bisa buat telepon dan sms, tarifnya murah lagi.
Namun, sekali lagi, marketing bukan pekerjaan instan. Perlu waktu, hubungan, dan ketulusan hati kita. A Bun yang dulunya menolak mentah-mentah modem smart evdo yang saya tawarkan, akhirnya beli juga. Sayangnya tidak beli di saya, melainkan di kakak saya karena dia itu teman sekolahnya.
Semua orang bisa menjadi marketing yang sukses, tidak peduli apa kepribadian anda. Yang perlu anda lakukan hanya bercerita tentang produk anda, memenuhi kebutuhannya, dan menjalin hubungan dengan hati yang tulus. Gunakan strategy dalam memarketing mereka, jangan asal tabrak. Terakhir, jangan pesimis dengan keadaan, tetaplah berjuang karena lebih baik mati karena suatu tujuan daripada mati sia-sia.

Sumber : http://wapannuri.com/a.pekerjaan/artikel_marketing_indonesia.html